Ringkasan Kajian Rutin: Kitabul 'Ilmi #5

December 03, 2021
Ustadz Abu Zaid Hafizhahullahu Ta'ala
26 Oktober 2021
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..
Barang siapa yang menuntut 'ilmu, maka akan dimudahkan jalannya menuju surga

Adab Penuntut 'Ilmu
1. Mengikhlaskan niat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala 
Syaikh Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala mengatakan, apabila keadaan niat seseorang mendapatkan ijazah karena dengan ijazah itu dia ingin memberikan manfaat kepada manusia dengan mengajarkannya atau dengan ijazah tersebut dia mendapat kedudukan untuk memberikan manfaat kepada manusia. Maka itu adalah niat yang benar. Sesungguhnya saja kita menyebutkan ikhlas di awal penuntut 'ilmu karena ikhlas adalah fondasi dari seluruh amal-amal shalih. Maka wajib atas penuntut 'ilmu untuk meniatkan dari menuntut 'ilmunya tersebut adalah untuk mengerjakan perintah Allahu Ta'ala. Karena Allahu Ta'ala memerintahkan untuk ber'ilmu.

Allahu Ta'ala berfirman dalam QS. Muhammad: 19.
فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS. Muhammad: 19)
Maka ketika engkau mengajar maka sesungguhnya engkau telah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allahu Ta'ala

2. Mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari selain dirinya.
Hendaknya seorang meniatkan menuntut 'ilmunya untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. Karena asalnya manusia itu bodoh. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(QS. An-Nahl: 78)

Allah lah yang telah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu kalian. Kalian tidak mengetahui apapun. Dan Ia menjadikan dari kalian pendengaran, penglihatan dan hati. Fakta menyaksikan bahwa hal tersebut benar, bahwa diri kita asalnya bodoh. Maka hendaknya engkau meniatkan untuk menghilangkan kebodohan dari diri dan dengan 'ilmu itulah engkau akan meraih rasa takut kepada Allahu Ta'ala. Maka engkau niatkan mengangkat kebodohan dari diri karena asal dari diri adalah kebodohan. Maka apabila engkau mengajarkan dan engkau masuk dalam deretan para 'ulama, maka ketika itu barulah kebodohan hilang dari diri.

Apakah menjadi satu syarat memberikan 'ilmu di masjid ataukah memungkinkan engkau memberikan manfaat kepada msnusia dengan 'ilmu ini dengan apapun sarana yang ada? Jawabannya yang kedua. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, sampaikan dariku walaupun satu ayat. Maka ketika engkau mengajarkan satu 'ilmu lalu orang itu mengajarkan 'ilmu tersebut kepada orang lain. Maka kamu akan mendapatkan pahala dari dua orang tersebut, dan begiu seterusnya. 

Berkata Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah'ilmu itu tidak ada yang menandingi amalan apapun jika memang niatnya benar. Bagaimana demikian itu? Ia meniatkan menuntut 'ilmu untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan selainnya. Maka ketika engkau mengajarkan 'ilmu dengan niat untuk mengangkat kebodohan. Menuntut 'ilmu itu butuh pengorbanan .

3. Membela syari'at
Hendaknya meniatkan pada penuntut 'ilmu untuk memberikan syari'at. Maka wajib atas para penuntut 'ilmu dalam menuntut 'ilmu itu untuk membela syari'at ini. Karena membela syari'at ini kecuali dengan para orang-orangnya. Kadang terjadi bid'ah-bid'ah tersebut. Sesungguhnya termasuk hal yang wajib bagi para penuntut 'ilmu adalah dia ingin membela syari'at ini. Kalau begitu manusia sangat butuh kepada para 'ulama.

4. Lapang dada dalam permasalahan-permasalahan khilaf
Hendaknya dadanya itu lapang pada tempat-tempat khilaf yang sumbernya adalah ijtihad.  Karena khilaf dari para 'ulama bisa jadi karena tidak ada tempat untuk berijtihad. Perselisihan para 'ulama karena ada ijtihad didalam perkaranya. Maka jangan menjadikan ucapan kita sebagai hujjah. Karena kalau kita meyakini ini sebagai hujjah, maka bisa jadi ucapan orang itu menjadi hujjah kepada kita juga.
 
Allahu a'lam..

No comments:

Powered by Blogger.