Ringkasan Kajian Rutin: Adab Thalabul 'Ilmi #5

January 25, 2021
Ustadz Nurul Solikhin Hafizhahullah
15 Jumadil Awwal 1440H/22 Januari 2019
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..
Akhlak yang mulia itu merupakan tanda seorang beriman. 
Dalam hadits Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda bahwa yang paling baik imannya ialah seseorang yang paling baik akhlaknya dan yang paling mulia akhlaknya ialah yang paling baik kepada istrinya.
Dalam hadits Abu Daud, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, tidaklah ada sesuatu yang lebih berat timbangannya dibandingkan dengan akhlak yang mulia, sesungguhnya orang yang memiliki akhlak yang mulia derajatnya lebih tinggi dari orang yang melaksanakan shalat malam maupun puasa sunnah. Orang yang memiliki akhlak yang mulia juga merupakan orang yang akan mendapatkan surga.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam     akan menjamin suatu rumah di surga yang paling bawah bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar. Ia mengalah dan sabar meskipun ia benar. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam akan menjamin suatu rumah di surga tengah tengah yang ia bergurau dan ia tidak berdusta. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam akan menjadi penjamin sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang paling bagus akhlaknya.

Seorang harus memiliki semangat untuk menghadiri majelis ilmu. Sebagai bentuk pengamalan dari sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Karena hampir seluruh amalan-amalan ketaatan itu dibenci oleh hati. Kalau mencari surga itu dikelilingi oleh perkara-perkara yang tidak enak, dibenci. Tetapi kalau mencari neraka itu dikelilingi oleh syahwat.

Dan seharusnya bagi seorang penuntut ilmu, hendaklah ia bersemangat untuk menghadiri majelis ilmu. Dan hendaklah seorang penuntut ilmu, ia senang, gembira untuk menghadiri taman-taman surga. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah mendorong, memberi motivasi untuk menghadiri majelis ilmu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, apabila kalian itu melewati taman-taman surga maka hendaklah ia gembira. Maka para shahabat bertanya, apa itu taman-taman surga? Taman-taman surga adalah suatu mejelis yang di dalamnya terdapat dzikir nama-nama Allah dan ayat-ayat Al-Qur'an. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala itu memperjalankan dari para malaikat yang mereka mencari majelis-majelis ilmu. Ketika mereka menghadiri majelis itu maka mereka mengelilingi majelis ilmu tersebut tidak perduli besar atau kecilnya majelis tersebut.

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, ketika seseorang itu merasa gundah-gulana, maka hendaklah ia menghadiri majelis ilmu. Akan tetapi ketika ia sudah menghadiri majelis ilmu dan ia tidak merasa ketenangan, ketahuilah bahwa hatinya telah mati.

Maka apabila seorang guru sudah menentukan terhadap murid-muridnya suatu hari dan majelisnya sudah ditetapkan maka tidak sepantasnya bagi si penuntut ilmu tersebut untuk menyelisihinya kecuali yang memutuskan hal itu adalah suatu perkara yang tegak udzur-nya.

Mereka begitu semangat dengan semangat yang sangat besar. Dan mereka tekadnya sangat kuat untuk menghadiri majelis ilmu. Sungguh shahabat yang mulia Ibnu Abbas tidak segan-segan untuk mendatangi pintu-pintu dari shahabat yang tua untuk menuntut ilmu di siang hari yang sedang panas. Bahkan ada salah seorang dari mereka yang ketika luput satu hadits dari mereka, mereka sampai sakit. Sakit karena luput satu hadits yang ia pelajari dari gurunya.

Imam Syu'bah Rahimahullah mengatakan, sesungguhnya saya muraja'ah hadits, ternyata ada satu hadits yang luput dari saya, maka saya langsung sakit karena luput satu hadits tersebut. Dan mereka para salaf itu senantiasa berdesak-desakan dalam menghadiri majelis ilmu. Sampai-sampai ada seorang Imam yang bernama Imam Syu'aim Rahimahullah. Sebab wafatnya beliau adalah karena muridnya yang bersesak desakan untuk menghadiri majelis beliau. Maka hendaklah kita menjadi orang yang bersemangat dalam menuntut ilmu.

Dan di antara adab-adab penuntut ilmu yang lainnya
Berkata Ibnu Juma'ah Rahimahullah dalam Tadzkiratu Sami', hendaklah seorang penuntut ilmu itu datang lebih dahulu dari gurunya di tempat majelis ilmu. Kata sebagian ulama salaf, di antara adab bersama guru hendaklah para penuntut ilmu itu menunggu gurunya bukan guru yang menunggu muridnya.

Seharusnya seorang penunut ilmu itu beradab di dalam menghadiri pelajaran. Hendaklah seorang penunut ilmu itu hadir di dalam majelis dalam keadaan yang paling bagus. Dan hendaklah ia berada dalam kesucian yang paling sempurna. Ibnu Ash-Shalah Rahimahullah, beliau memutus pelajaran ketika ada seorang murid yang hadir dalam majelis itu ada yang tidak memakai imamah atau kain penutup kepala.

Dan lihatlah kepada hadits Jibril 'alaihissalam, Umar Radhiyallahu 'anhu mensifati keadaan Jibril 'alaihissalam. Dalam keadaan pakaian itu berwarna putih. Demikian pula rambutnya itu sangat hitam. Seorang mukmin itu di-sunnah-kan pakaiannya selalu bersih. Seorang mukmin itu juga sepatutnya memakai sandal yang bagus.

Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu, Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, tidak akan masuk surga seseorang yang ada di dalam hatinya sebesar zarrah dari kesombongan. Ada seorang laki-laki mengatakan, wahai Nabi ada seorang laki-laki yang ia itu suka memakai pakaian yang bagus dan sandalnya itu bagus. Apakah berarti ia sombong? Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab, itu bukan sombong. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala itu zat yang maha indah dan mencintai keindahan. Sementara yang disebutkan kesombongan di sini adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.

Maka seorang mukmin itu juga disyariatkan untuk memuliakan rambutnya dan hendaklah dia itu mensisirnya dan hendaklah ia meminyaki rambutnya dengan minyak rambut. Barang siapa yang memilki rambut, hendaklah ia memuliakan. Al-Imam Al Munawi Rahimahullah mengatakan bahwa hendaklah ia perhatian dengan rambutnya itu dengan mensisirnya dan juga dengan meminyakinya. Dan tidaklah ia membiarkan rambutnya itu sampai rambutnya itu acak-acakan dan kusut. Akan tetapi tidak boleh ia berlebih-lebihan dalam berhias.

Dan juga tidak sepantasnya bagi penunut ilmu itu berbau-bau yang tidak sedap. Sama saja bau itu ditimbulkan dari makanan-makanan lebih khusus lagi dari rokok. Yakinlah bahwa dalam majelis ilmu itu ada malaikat yang menaungi. Karena malaikat itu akan tersakiti sebagaimana manusia itu tersakiti. Sungguh telah datang pada sebuah riwayat hadits Imam Nasa'i Rahimahullah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang wajahnya itu paling bagus, berseri-seri indah bersih, paling wangi dari sekian manusia. Seakan akan pakaiannya itu tidak tersentuh oleh kotoran. Seperti Jibril yang berubah bentuk menjadi manusia.

Allahu a'lam.

No comments:

Powered by Blogger.