Ringkasan Kajian Rutin: Kitabul 'Ilmi #1

November 16, 2021
Ustadz Abu Zaid Hafizhahullahu Ta'ala
28 September 2021
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..
Setelah sekian lama ga menulis di blog ini lagi, insyaAllah saya akan mulai tulis beberapa ringkasan kajian rutin yang sudah saya ikuti sejak akhir September lalu (alhamdulillah di daerah Kota Semarang penyebaran virus Covid-19 sudah berkurang dan kondisi mulai membaik sehingga dibolehkan untuk diadakan kajian tatap muka kembali). InsyaAllah kali ini akan mengkaji sebuah kitab karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala yang berjudul Kitabul 'Ilmi.

Dalam kitab ini, insyaAllah akan mengkaji beberapa poin, antara lain:
1. Mengetahui Keagungan 'Ilmu;
2. Keutamaan 'Ilmu;
3. Adab-adab Menuntut 'Ilmu;
4. Cara-cara Meraih 'Ilmu.

Pendahuluan penerbit
Allahu Ta'ala telah berfirman:
اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(QS. Az-Zumar: 9)

Allahu Ta'ala mengangkat orang-orang yang beriman dari kalian dan mengangkat orang-orang yang diberi 'ilmu ke beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa-apa yang dilakukan orang-orang tersebut. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, barang siapa yang Allah kehendaki satu kebaikan, maka Allah akan memfakihkan ia dalam satu urusan agama. Barang siapa yang menempuh satu jalan, yang ia mencari di jalan itu 'ilmu. Maka Allah akan mudahkan untuknya jalan yang ia tempuh itu, yaitu jalan menuju surga. Dan sesungguhnya para Malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut 'ilmu, karena ridha akan apa yang mereka perbuat.

Dan sesungguhnya orang yang 'alim itu betul-betul memintakan ampun pada-Nya. Siapapun makhluk-makhluk di langit maupun di bumi. Sampai-sampai hewan-hewan di lautan ikut memintakan ampun kepada orang 'alim. Dan keutamaan orang-orang 'alim di atas ahli ibadah, seperti keutamaan rembulan di atas bintang-bintang. Dan sesungguhnya para 'ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan uang perak maupun uang emas, dinar ataupun dirham. Sesungguhnya saja para Nabi itu mewariskan 'ilmu. Maka barang siapa yang mengambil 'ilmu, sungguh ia telah mengambil bagian yang sangat berharga.

Dan ketika seperti ini kedudukan 'ilmu dan pemiliknya, maka penerbit memandang perlu untuk menerbitkan kitab ini.

Bab 1. Definisi 'Ilmu
Secara bahasa, 'ilmu adalah lawan kata dari bodoh. 'Ilmu adalah mendapatkan sesuatu di atas hakikatnya dengan pengetahuan yang pasti. Secara istilah, 'ilmu adalah ma'rifat dan ia adalah lawan dari bodoh. Sesungguhnya 'ilmu itu lebih jelas dari sekedar didefinisikan. Dan yang kami maksudkan dengan 'ilmu adalah 'ilmu syar'i. 'Ilmu tentang apa yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya berupa keterangan-keterangan dan petunjuk. Maka 'ilmu yang pada 'ilmu tersebut ada pujian dan sanjungan, itu adalah 'ilmu syar'i. Yaitu 'ilmu pada apa yang Allah turunkan saja. Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, barang siapa yang Allah kehendaki satu kebaikan maka Allah akan memudahkan urusan di dalam agama. Sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan 'ilmu. Maka barang siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil yang paling baik. Dan termasuk hal yang diketahui bahwa yang mewariskan 'ilmu ini adalah  para Nabi. 

Maka para Nabi, tidak mewariskan 'ilmu pada manusia tentang industri dan yang terkait dengan industri itu sendiri. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika masuk Madinah, melihat manusia menyerbukkan kurma. Beliau berkata, tidak ada kebutuhan untuk mereka mengerjakan ini. Maka merekapun meninggalkan penyerbukkan ini. Akan tetapi ketika mereka meninggalkannya, kurma-kurma tersebut rusak. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata bahwa kalian lebih tau urusan dunia kalian. Kalau saja hal ini mendapat pujian dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka itu pastilah termasuk 'ilmu. Karena kebanyakan dari yang dipuji di atasnya dari 'ilmu dan amal adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maka kalau begitu 'ilmu syar'i adalah yang ada padanya pujian dan sanjungan terhadap pelakunya. Akan tetapi bersama itu aku tidak mengingkari bahwasanya pada 'ilmu lain memang ada faidah di dalamnya. Akan tetapi faidahnya itu memiliki dua mata sisi. Jika membantu pada ketaatan kepada Allah dan memberi manfaat kepada hamba-hamba Allah, maka jadilah itu suatu kebaikan dan suatu maslahat. Dan terkadang mempelajari 'ilmu itu wajib di sebagian keadaan. Jika yang demikian itu masuk dalam firman Allahu Ta'ala, dan persiapkan diri kalian untuk menghadapi musuh-musuh Allah. Kita membutuhkan 'ilmu selain 'ilmu syar'i.

Allahu T'a'ala berfirman:
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
(QS. Al-Anfal: 60)

Mempelajari 'ilmu industri itu fardhu kifayah, karena manusia harus memiliki tempat-tempat untuk mereka bisa masak (urusan keberlangsungan hidup manusia). Maka ketika tidak didapati orang-orang yang melakukan pembuatan itu, maka jadilah fardhu kifayah. Dan ada pada hal ini perdebadatan. Di atas semua itu, saya kembalikan bahwasanya yang saya katakan bahwa 'ilmu syar'i adalah 'ilmu fikih dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun selain itu, bisa saja menjadi satu perantara untuk kebaikan atau kejahatan. Maka jadilah hukumnya itu sesuai untuk apa itu dilakukan.

Allahu a'lam.

No comments:

Powered by Blogger.