Ringkasan Kajian Rutin: Riyadhush Shalihin #1

November 17, 2021
Al-Ustadz Ahmad Halim Hafizhahullah
29 September 2021
Masjid Nur Annisa, Semarang




Riyadhush Shalihin, Karya Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta'ala.

Bismillah..
Berkata yang ber'ilmu Syaikh Utsaimin Rahimahullahu, kitab ini mencakup bab-bab yang bermanfaat. Dan benar bahwasanya kitab ini Riyadush Shalihin artinya taman-taman orang-orang shalih. Berkata Imam Nawawi Rahimahullah, menghadirkan niat pada seluruh amalan-amalan dan ucapan-ucapan dan keadaan-keadaan yang ikhlas hanya kepada Allah. Telah berfirman Allahu Ta'ala, dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah hanya kepada Allahu Ta'ala dalam rangka memurnikan agama ini dengan lurus. Dan mereka pula menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat dan demikian itulah agama yang lurus. Dan Allahu Ta'ala berfirman, tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya (qurban) dan tidak pula darah-darahnya, tetapi adalah ke-taqwa'-annya. Allah berfirman, katakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika kalian menyembunyikan atau tidak menampakkannya pasti Allah akan mengetahuinya.

Niat
Tempat niat itu letaknya di hati. Tidak ada tempat niat itu pada lisan pada seluruh amalan-amalan. Oleh sebab itu, apabila ada orang yang mengucapkan niat ketika hendak beribadah, maka ia adalah orang yang melakukan suatu perkara yang baru (bid'ah). Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meletakkan niat ketika hendak beribadah karena niat itu letaknya di dalam hati. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa yang ada di dalam hati, tidak ada yang tersembunyi terhadap Allah. Maka wajib bagi seseorang untuk memurnikan niatnya hanya kepada Allah di setiap ibadah-ibadahnya, yaitu hanya untuk mencari wajah Allah. Dan ini Allah yang memerintahkannya, mereka diperintahkan kecuali hanya kepada Allah. Yaitu meng-ikhlas-kan seluruh amalan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka menghadirkan niat itu penting. Maka seorang ini berniat berwudhu, sesungguhnya dia berwudhu karena Allah atau ia berwudhu karena diperintahkan Allah. Maka yang berkaitan dengan ikhlas itu ada 3, yaitu niat untuk ibadah, niat untuk Allah, niat untuk menjalankan perintah Allah. Ini adalah sesuatu yang paling sempurna dalam perkara niat.

Tidaklah dibalasi seseorang pada hari kiamat orang-orang yang kafir kecuali orang yang dipaksa sedangkan hatinya masih tenang dalam keimanan. Sesungguhnya Allah mampu mengembalikan yang hidup maupun yang sudah mati pada hari ditampakkannya rahasia-rahasia. Maka tidaklah bagi seseorang itu kekuatan dan penolong. Apakah tidak ia mengetahui apabila ia dibangkitkan apa-apa yang ada di dalam kubur dan apa-apa yang ada di dalam dada. Maka hendaklah manusia itu ber-mu'amalah dengan apa yang tampak di antara mereka. Kalau mereka mencocoki apa yang di dalam hati dan yang tampak maka akan memperbaiki amalan zhahir-nya dan amalan hatinya. Maka kalau ia menyelisihi hati dan zhahir, maka akan rusak niatnya dan alangkah besar kerugiannya. Maka orang itu beramal dan hanya mendapat lelah saja. Aku adalah Zat yang tidak membutuhkan sekutu-sekutu dari persekutuan. Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang menyekutukan Allah, maka Allah akan meninggalkannya dan sekutu-sekutunya. Ketahuilah bahwa syaithan akan mendatangimu ketika engkau akan beramal. Maka dia akan menggugurkan keinginanmu dan akan menggantungkan engkau di dalam amalan riya' tadi. Akan tetapi janganlah engkau berpaling menghadap syaithan melainkan beramallah. Karena sesungguhnya ketika engkau ditanya, engkau akan menjawab bahwa engkau beramal untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala

Wallahu a'lam.

No comments:

Powered by Blogger.