Ringkasan Kajian Rutin: Riyadhush Shalihin #14

January 07, 2022
Ustadz Ahmad Halim Hafizhahullah
29 Desember 2021
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..

Melanjutkan pembahasan pekan lalu mengenai hadits dari Abu Hurairah dan Al-Aghar Ibn Yasar Al-Muzani Radhiyallahu 'anhuma. Tidak ada perbedaan diantaranya, bahkan ini merupakan tambahan 'ilmu bagi kita bahwa berdzikir dengan mengucapkan istighfar dan ucapan taubat itu adalah 100 kali di dalam seharinya.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah, telah berlalu pembahasan ini atas apa yang telah Imam Nawawi Rahimahullah sebutkan dari kewajiban bertaubat, syarat-syarat diterimanya taubat dan beliau menyebutkan ayat-ayat yang menunjukkan kepada wajibnya taubat. Dua hadits yang telah disebutkan oleh Imam Nawawi Rahimahullah, itu untuk beliau jadikan dalil atas perkara yang bersangkutan dengan istighfar itu dengan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan dalam hadits. Karena sesungguhnya tatkala terkumpulnya banyak dalil-dalil pada sesuatu masalah, maka akan bertambah kuat dan jadilah dia itu hampir mendekati kepada wajib. Maka beliau menyebutkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam itu bersumpah bahwasanya beliau beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali. Dan dalam riwayat berikutnya disebutkan sebanyak 100 kali.

Dia adalah seorang Rasul Shalllallahu 'alaihi wa sallam, yaitu atasnya seutama-utamanya shalawat dan salam. Keutamaan beliau telah diampuni Allah dosanya, apa yang telah berlalu dari beliau dan apa yang akan datang. Tetapi beliau memberikan tauladan kepada kita semua bahwa istighfar dalam sehari itu 100 kali. Pada hadits yang kedua, hadits dari Al-Aghar ibn Yasar Al-Muzani Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi bertaubat kepada Allah dalam satu hari itu sebanyak 100 kali.

Dari kedua hadits ini menunjukkan:
1. Wajibnya taubat. Maka apabila seorang manusia itu bertaubat kepada Rabbnya, dia akan mendapatkan dua faidah atau manfaat. Faidah yang pertama, dia menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan di dalam menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya itu mengandung segala kebaikan. Dan orang yang menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya, dia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Mentauladani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana Rasul itu bertaubat kepada Allah dalam satu hari sebanyak 100 kali.

Maka taubat itu  harus diiringi kejujuran kepada Allah. Apabila seorang itu bertaubat kepada Allah, dia akan melepaskan dosanya. Adapun seorang yang bertaubat dengan lisannya, sedangkan hatinya masih berkeinginan untuk melakukan dosa atau dengan anggota badannya dia masih terus berbuat perbuatan kemaksiatan. Maka taubatnya ini tidak akan memberikan manfaat padanya. Bahkan bisa jadi perbuatan ini juga bisa jadi menyerupai seperti orang yang mengolok-olok Allah.

Bagaimana bisa kamu mengatakan bertaubat kepada Allah dari kemaksiatan sedangkan kamu masih melakukan kemaksiatan?

Oleh sebab ini, wajjb atas kita apabila kita semua menjadi orang yang jujur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal taubat, bahwa kita telah terlepas dari dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan. Melepas dengan hakiki dan kitapun membencinya dan menyesal atas perbuatan dosanya tadi. Sampai akhirnya taubat itu menjadi taubat yang nasuha, taubat yang ikhlas betul-betul karena Allah.

Dari dua hadits ini menunjukkan, sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling banyak beribadah kepada Allah. Maksudnya adalah, beliau yang merupakan manusia terbaik, dijamin surga, maksum dan yang paling banyak beribadah melakukan taubat sebanyak 100 kali, maka lebih-lebih kita seharusnya.

Karena sesungguhnya Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam itu orang yang paling takut kepada Allah di antara kita, orang yang paling bertaqwa di antara kita, dan orang yang paling tau tentang Allah dibanding kita. 

Dalam hadits ini terdapat juga dalil bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang mengajarkan kebaikan dengan lisannya dan dengan perbuatannya. Beliau mengajarkan kita untuk mengucapkan istighfar dan bertaubat sebanyak 100 kali.

Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beristighfar kepada Allah dan juga memerintahkan manusia dengan istighfar itu pula. Sampai akhirnya para shahabat di saat itu menjadikan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai suri tauladan dengan menjalani perintah Nabi dan mengikuti perbuatan beliau. Dan ini merupakan salah satu bentuk kesempurnaan nasihat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada ummatnya. Maka pantas bagi kita juga untuk mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Apabila kita memerintahkan sesuatu kepada manusia, maka sepantasnya kita juga demikian. Beliau juga berkata, apabila kita melarang mereka dari sesuatu maka kitalah yang pertama kali berhenti melakukannya. Dan ini adalah hakikat dari seorang da'i kepada Allah, maka ini hakikat dari dakwah di jalan Allah. Maksudnya engkau melakukan apa yang diperintahkan padamu dengannya. Dan meninggalkan apa yang dilarang daripadanya. Dahulu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk bertaubat dan Nabi pun melaksanakannya.  

Kita memohon kepada Allah untuk menerima taubat kita semua dan memberikan petunjuk kepada kita semua kepada jalan-Nya yang lurus. Allah lah yang memberikan taufiq dan hidayah untuk menempuh jalan yang lurus tadi.

Allahu a'lam..

No comments:

Powered by Blogger.