Ringkasan Kajian Rutin: Riyadhush Shalihin #15

January 13, 2022
Ustadz Ahmad Halim Hafizhahullah
3 Jumadil Akhir 1443H / 5 Januari 2022
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..

Hadits-17
Telah berkata Imam Nawawi Rahimahullah, Dari Shahabat Abu Musa Abdullah ibn Qais Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menghamparkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melalukan dosa di siang hari. Dan Allah pula menghamparkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat dari orang yang melakukan dosa di malam hari sampai terbitnya matahari dari sebelah barat.

Hadits-18
Dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, barang siapa yang bertaubat sebelum matahari itu terbit dari sebelah barat, Allah akan menerima taubatnya.

Hadits-19
dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima taubat seorang hamba sebelum ruh itu sampai ke kerongkongan. Dihasankan oleh Imam At-Tirmidzi Rahimahullah dan juga Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Al-Jami'.

Berkata Al-Allamah Ibnu Utsaimin Rahimahullah, hadits yang telah disebutkan oleh penulis Rahimahullah, semuanya itu berkaitan dengan taubat. Adapun hadits dari Abi Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu, ini menunjukkan bagian kemuliaan Allah Azza wa Jalla. Allah akan menerima taubat walaupun taubat itu di akhirkan. Maka apabila seseorang berbuat dosa di siang hari dan ia bertaubat di malam harinya. Maka Allah akan menerima taubatnya. Demikian pula apabila seseorang itu berbuat dosa dengan satu dosa di  malam hari dan ia bertaubat di siang harinya. Maka Allah akan menerima taubatnya bahkan Allah menghamparkan kedua tangan-Nya sampai menerima taubat ini yang bersumber dari seorang hamba-Nya yang beriman.

Dalam hadits ini ada dalil yang menunjukkan atas kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap perbuatan taubat. Sebagaimana telah berlalu pada kita hadits sebelum ini tentang kisah seorang laki-laki yang hilang tunggangannya dan perbekalannya yang ada di pelana hewan tunggangannya sampai dia mendapati kembali hewan tunggangannya dan perbekalannya, kemudian ia merasa senang yang sangat. Akan tetapi senangnya itu masih kalah dibandingkan gembiranya Allah terhadap taubatnya seorang hamba.

Dalam hadits ini juga terdapat penetapan tentang adanya tangan-tangan Allah. Tangan Allah ada dua. Maka seorang mukmin ketika mendengar sifat Allah ini maka harus menerima. Tetapi kita tidak boleh membayangkan bagaimana keadaan tangan Allah apalagi membayangkan sampai membandingkan dengan tangan makhluk.

Allah memiliki dua tangan, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah 64.
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ يَدُ اللّٰهِ مَغْلُوْلَةٌ ۗغُلَّتْ اَيْدِيْهِمْ وَلُعِنُوْا بِمَا قَالُوْا ۘ بَلْ يَدٰهُ مَبْسُوْطَتٰنِۙ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاۤءُۗ
Berkata orang Yahudi: Tangan Allah itu terbelenggu (tidak bisa memberikan rezeki), bahkan tangan mereka itu yang terbelenggu. Dan mereka dilaknat dengan sebab apa yang mereka ucapkan. Akan tetapi kedua tangan Allah itu terhampar. yang Allah berikan infaq dan rezeki bagi orang yang Allah kehendaki.

Kedua tangan yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya ini agar kita mencintai dan agar kita beriman pada keduanya. Dan Sesunguhnya kedua tangan itu tetap bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi tidak boleh kita salah paham dengan memahami bahwa tangan Allah itu sama dengan tangan makhluk. Karena Allah berfirman dalam Al-Qur'an, Tidak ada yang semisal dengan Allah  kepada sesuatupun sedangkan Dia Dzat yang Maha Melihat dan Maha Mendengar. Demikian pula setiap apa yang lewat kepadamu dari sifat-sifat Allah maka kita menetapkan itu pada Allah. Akan tetapi dengan tanpa kita memisalkan atau menyerupakan dengan sifat makhluk-Nya karena sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta'ala tidak seperti makhluk sedikitpun baik di dalam Dzat Allah maupun dalam sifat-sifat-Nya.

Dalam hadits ini pula, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima taubat seorang hamba walaupun ia mengakhirkan taubatnya, akan tetapi perlu diketahui bahwasanya bertaubat itu perkara yang wajib. Karena seorang itu tidak tau, terkadang kematian itu datang kepadanya secara tiba-tiba kemudian dia mati sebelum dia bertaubat. Maka biasakanlah diri untuk menyegerakan untuk bertaubat. Yang wajib adalah seorang itu bersegera untuk bertaubat akan tetapi bersamaan dengan demikian walau seandainya ia mengakhirkannya Allah akan menerimanya.

Dalam hadits ini juga menjelaskan, sesungguhnya apabila matahari terbit dari sebelah barat maka selesailah penerimaan taubat walaupun orang itu bertaubat. Akan tetapi telah bertanya seseorang, ia berkata apakah matahari itu terbit dari sebelah barat? Yang benar adalah matahari itu terbit dari sebelah timur. Ini adalah perkara yang umum. Sejak Allah menciptakan matahari sampai masa kita saat ini. Namun di akhir zaman nanti, Allah akan memerintahkan matahari untuk terbit dari arah yang terbalik atau berputar dari arah sebenarnya, yaitu menjadi dari sebelah barat. Maka pada saat itu manusia melihat matahari terbit dari sebelah barat, mereka semua beriman seluruhnya. Akan tetapi tidaklah mereka beriman sebelum terbitnya matahari dari sebelah barat adalah tidak memberikan manfaat kepada mereka keimanan tersebut.

Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu seperti hadits Ibnu Qais Radhiyallahu 'anhu. Adapun hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hamba sebelum ruh itu sampai pada kerongkongannya. Apabila ruh itu telah ke kerongkongan, maka tidak ada taubat bagi seorang hamba tersebut. Dan sungguh telah diterangkan oleh nash-nash lain. Allah berfirman, tidak ada taubat bagi orang-orang yang berbuat dosa sampai hadir kepada mereka kematian. Dan mereka mengatakan, sesungguhnya aku ini bertaubat sekarang.

Semoga Allah Subahanahu wa Ta'ala memberikan kita taufiq untuk bersegera kepada taubat dari dosa-dosa dan melepaskan dari apa-apa yang bercampur darinya dari perbuatan maksiat dan kemudian menegakkan kewajiban-kewajiban dan memohon kepada Allah yang menerima taubat dan Allah yang memberikan taufiq hidayah kepada orang untuk bertaubat kepada-Nya.

Allahu a'lam...

No comments:

Powered by Blogger.