Ringkasan Kajian Rutin: Riyadhush Shalihin #13

January 04, 2022
Ustadz Ahmad Halim Hafizhahullahu Ta'ala 
22 Desember 2021
Masjid Nur Annisa, Semarang

Bismillah..

Berkata Imam Nawawi Rahimahullah. Dari Abi Hamzah Anas bin Malik, ia adalah pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya Sungguh Allah bergembira dengan taubatnya seorang hamba-Nya. Melebihi senangnya dari salah seorang yang menemukan kembali tunggangannya yang hilang di bumi yang luas. Muttafaqqun 'alaih. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dalam satu riyawat yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sungguh Allah lebih senang dengan taubat dari hamba-Nya, ketika dia bertaubat kepada Allah dari salah seorang dari kalian. Dahulu dia memiliki kendaraan di bumi yang luas, kemudian hilanglah kendaraan tersebut. Di atas kendaraan tadi ada makanan dan minuman. Kemudian orang ini menjadi putus asa dengan hilangnya tunggangannya tadi.  Kemudian dia mendatangi sebuah pohon kemudian dia bersandar di naungan pohon tersebut. Kemudian telah berputus asa dengan hilangnya hewan tunggangannya tadi. Tatkala dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba berdiri di depannya, hewan tunggangannya tadi yang hilang. Kemudian dia memegang tali tunggangannya tersebut dan sangat senang seraya berkata, Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb Engkau. Hal ini dimaafkan karena tidak sengaja dan karena sangat gembiranya setelah menemukan hewan tunggangannya tadi. Maka Allah lebih gembira dengan taubatnya seorang hamba dibanding orang yang menemukan hewan tunggangannya tadi.

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullahu mengatakan, Anas menjadi pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selama kurang lebih sepuluh tahun. Yaitu tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke kota Madinah, ibu Anas bin Malik mendatangi Nabi kemudian berkata kepada Nabi, ini Anas bin Malik yang akan membantumu ya Rasulullah. Maka Nabi menerima dari apa yang dikatakan oleh Ibu Anas bin Malik, maka jadilah Anas itu salah satu pembantu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maka Anas pun menyampaikan hadits di atas, yaitu tentang Allah sangat bergembira dengan taubatnya seorang hamba. Yaitu seorang laki-laki yang dahulu berada di bumi yang luas, tidak ada di sekitarnya seorangpun, tidak ada air dan sebagainya. Kemudian hilang hewan tunggangannya, dia mulai mencarinya, dia tidak mendapati hewan tunggangannya tadi kemudian dia pergi ke sebuah pohon, kemudian dia tidur atau bersandar di pohon tersebut dengan putus asa menunggu kematian. Maka orang ini telah berputus asa dari kendaraannya dan kehidupannya, karena sesungguhnya makanan dan minumannya berada di kendaraannya dan kendaraannya telah hilang. Tatkala dia dalam keadaan demikian, maka kendaraan atau onta tadi berada di sisinya. Dan sungguh telah terikat ikatan talinya di pohon yang dia tidur di bawahnya. 

Siapa yang bisa menentukan kegembiraan orang ini dengan apa yang didapatkannya tadi? Dan kegembiraan orang ini masih kalah dibandingkan gembiranya Allah tatkala melihat hambanya bertaubat.

Kegembiraan ini tidak mungkin bisa dirasakan oleh seorang pun kecuali ia adalah orang yang pernah mengalaminya, karena ini merupakan kegembiraan yang besar. Kegembiraan dengan kehidupan setelah sebelumnya dia sudah putus asa untuk mendapatkan kematian, setelah itu dia mendapatkan sesuatu untuk hidup lagi. Maka ini adalah kegembiraan yang besar. Oleh sebab itu, dia mengambil tali tunggangannya. Lalu ia mengatakan kalimat kesyirikan yaitu Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb mu. Padahal ia berkehendak untuk menyanjung Allah, seharusnya dia mengatakan Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku dan aku adalah hamba-Mu. Akan tetapi dia sangat gembiranya kemudian dia bersalah dan terbaliklah perkataannya. 

Dalil ini menunjukkan: 
1. Kegembiraan Allah dengan taubatnya seorang hamba-Nya apabila seorang hamba itu bertaubat kepada-Nya. Dan sesungguhnya yang demikian itu, Allah mencintaimya dengan kecintaan yang besar. Bukan karena orang itu bertaubat kepada Allah itu karena keperluaannya saja kepada Allah, bukan kepada amalan-amalan kita. Tetapi Allah itu Dzat yang Maha Kaya. Akan tetapi Allah itu mencintainya dengan kemuliannya.

2. Allah itu mencintai kepada pemaafan dan pengampunan. Yang Allah itu lebih mencintainya daripada sekedar Allah itu menyiksa atau mengadzab hamba-hamba-Nya. Oleh sebab ini Allah sangat bergembira dengan taubatnya seorang hamba.

3. Anjuran untuk bertaubat karena sesungguhnya Allah itu mencintai taubat dan itu merupakan kebaikan bagi seorang hamba.

4. Menetapkan sifat Allah Al-Farh. Kegembiraan.
Semua nama Allah pasti mengandung sifat Allah. Maka sifat Allah cakupannya lebih luas. Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang gembira, murka, benci, mencintai. Sifat-sifat itu ada pada Allah

5. Menunjukkan bahwasanya apabila seseorang itu bersalah di dalam ucapannya walaupun ucapan itu mengandung kekufuran dan telah mendahului lisannya. Maka dia tidak dihukumi dengannya. Allah tidak akan menyiksa, mengadzab kalian dengan sebab tidak sengaja dalam sumpah-sumpah kalian. Akan tetapi Allah menyiksa dan menghukumi kalian dengan apa yang telah diusahakan oleh hati-hati kalian.

Tetapi berbeda dengan orang yang mengolok-olok. Sesungguhnya orang itu menjadi kafir dengan kalimat kekufurannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah At-Taubah: 65.
ÙˆَÙ„َÙ‰ِٕÙ†ْ سَاَÙ„ْتَÙ‡ُÙ…ْ Ù„َÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُÙ†َّ اِÙ†َّÙ…َا ÙƒُÙ†َّا Ù†َØ®ُÙˆْضُ ÙˆَÙ†َÙ„ْعَبُۗ Ù‚ُÙ„ْ اَبِاللّٰÙ‡ِ ÙˆَاٰÙŠٰتِÙ‡ٖ ÙˆَرَسُÙˆْÙ„ِÙ‡ٖ ÙƒُÙ†ْتُÙ…ْ تَسْتَÙ‡ْزِØ¡ُÙˆْÙ†َ
Jika engkau bertanya pada mereka, sungguh mereka akan benar-benar berkata bahwa kami ini hanya bersenda gurau dan bermain-main. Katakanlah Ya Rasul kepada mereka, apakah kepada Allah, kepada ayat-ayat-Nya, kepada Rasul-Nya kalian itu berolok-olok?

Janganlah kalian mencari alasan setelah kekafiran kalian dari sebelumnya keimanan kalian. Sungguh kalian telah kafir setelah keimanan kalian.

Qadarullah telah terlewat beberapa hadits pada bab ini.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, aku pernah medengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Demi Allah sesungguhnya aku benar-benar meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada Allah di dalam sehari itu mengucapkan kalimat istighfar dan taubat itu lebih dari 70 kali.

Dalam riwayat lain 100 kali.
Dari Al-Aghar Ibn Yasar Al-Muzani Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Wahai sekalian para manusia bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohon ampunlah kepada-Nya. Maka sesungguhnya aku bertaubat dalam satu hari, mengucapkan kalimat taubat sebanyak 100 kali.
Riwayat Imam Muslim.


Allahu a'lam..

No comments:

Powered by Blogger.