2018: My Turning Point

January 09, 2019
Di tahun yang lalu yaitu 2018, banyak banget hal-hal yang terjadi dalam hidup gua, yang paling berasa banget di diri gua ya pasti adanya perubahan-perubahan. Secara sadar ataupun tanpa sadar, perubahan pasti terjadi pada setiap orang, ya pasti termasuk juga gua karena gua juga orang. Jadi di tulisan gua yang ini, gua akan coba ceritain beberapa perubahan-perubahan yang gua rasa dan alami. Kisah ini kisah nyata lho.

2018

Perubahan pertama yaitu gua merasa jadi lebih tua secara fisik, maupun secara umur. Jelas lah ya, semua pasti pernah ngerasa hal yang sama, tapi menurut gua itu ga begitu berdampak sama kehidupan gua. Alhamdulillah. Yang berikutnya gua merasa memiliki tanggung jawab lebih dalam diri gua. Tanggung jawab di rumah, di kantor, di keluarga, di masjid, di manapun gua berada. Gua belajar banyak hal setelah gua pindah ke rumah dan tinggal sendirian. Gua jadi mengerti bagaimana cara melakukan pekerjaan rumah dengan benar dan apa dampaknya kalau gua ga melakukannya. Hal tersebut alhamdulillah membuat gua selalu bersyukur bahwa ternyata gua sadar ternyata masih banyak hal yang harus gua pelajari tentang dunia.

Nah yang satu ini perubahan yang menurut gua paliiiiiiiing berdampak dalam hidup gua. Di tahun 2018, terjadi perubahan besar-besaran di kehidupan gua secara pribadi.  Pada bulan Juli, gua merasa Allah telah memberikan taufiq serta hidayahnya kepada gua. Gua lupa apa yang membuat gua ingin belajar dan ingin lebih mendalami tentang ilmu agama. Hanya saja gua merasa seperti menemukan tujuan hidup yang selama ini gua cari-cari. Sungguh ternyata kebeneran itu sudah tampak di permukaan, hanya tinggal masalah manusianya benar-benar ingin menerima kebenaran tersebut atau malah mencari pembenaran-pembenaran yang malah menyelisihi kebenaran sejati tersebut.

Di bulan Juli itu gua banyak mencari tahu tempat-tempat diselenggarakannya kajian sunnah di Semarang, sampai pada akhirnya gua menemukan 1 buah grup whatsapp yang memberikan informasi sangat-sangat detail mengenai kajian sunnah di Semarang. Nama grupnya ialah MKSS, MKSS itu singkatan dari Majelis Kajian Sunnah Semarang. Jadi setiap harinya admin di grup tersebut akan share berbagai jadwal kajian sunnah yang ada di Semarang dan sekitarnya. Masya Allah, grup tersebut sangat membantu para penuntut ilmu untuk menjemput ilmu. Karena sungguh ngaji tanpa guru itu sesat dan ngaji salah guru itu lebih sesat.

Jadi sejak bulan Juli sampai sekarang gua nulis ini, gua masih fokus untuk tujuan hidup gua, menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita semua taufiq dan hidayahnya agar kita senantiasa tetap berjalan di jalan Allah yaitu jalan kebenaran, jalan yang haq, jalan yang berlandaskan Al-Qur'an, As-Sunnah dan 'ijma para Salaf. Hal tersebut juga merupakan salah satu faktor kenapa gua pindah dari kamar kost ke rumah kontrakan.

Suatu ketika pernah ada daurah Ustadz Abdul Malik hafizhahullahu ta'ala, beliau seorang pengajar di sebuah Pondok Pesantren (PonPes) di Boyolali. Pada saat itu materi bertemakan Tentang Wanita, gua yang pada waktu itu lagi semangat untuk menjemput ilmu tanpa pikir panjang langsung berniat untuk hadir di kajian beliau. Qadarullah gua benar-benar hadir di sana. Alhamdulillah, walaupun jaraknya lumayan jauh dan saat itu merupakan pertama kalinya gua ke daerah Meteseh, tidak membuat gua malas untuk berangkat.

Selesainya dari kajian beliau, ketika ingin keluar dari perumahan, gua bertemu seseorang yang gua tahu bahwa beliau bekerja di kantor yang sama. Gua langsung iseng bertanya kepada beliau, "Mas, tinggal di sini (perumahan sini)?", beliau jawab "Iya, mas. Gimana? langsung pulang tah? ga mampir dulu?", gua iseng aja tanya begini "Iya nih mas, mau pulang. Oh iya mas, ada rumah yang dikontrakin ga di perumahan sini?", tanpa disangka-sangka ternyata beliau jawab ada, "Insya Allah ada mas, besok insya Allah ana kabarin ke antum". Yah begitulah percakapan singkat antara gua dan beliau. Beliau merupakan salah satu teman yang sampai saat ini atas ijin Allah secara ga langsung membimbing gua tentang kehidupan beragama dan kehidupan bermasyarakat. Semoga Allah merahmati beliau.

Keesokan harinya, ketika gua ketemu lagi dengan beliau. Beliau langsung mengabarkan bahwa ada rumah yang siap untuk dikontrakkan. Terjadilah pertukaran nomor handphone dan pemberitahuan sekilas informasi tentang rumahnya. Alhamdulillah gua cocok dan sampai saat ini gua menulis, gua masih tinggal di rumah tersebut. Jadi saat ini gua mendapatkan kegiatan yang sudah pasti ada manfaat di dalamnya yaitu ikut kajian kitab rutin, belajar tahsin Al-Qur'an dan daurah setiap akhir pekan di pekan genap.

Setelah berbulan-bulan, gua merasa teman-teman memang berkurang satu per satu. Tanpa gua sadari, hal tersebut terjadi begitu saja, seperti gua yang menjauh atau memang gua yang dijauhi, Allahua'lam. Setelah gua pelajari itu merupakan tahapan awal menjadi seorang penuntut ilmu dan Alhamdulillah gua udah sangat mantap untuk sedikit demi sedikit meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti banyak nongkrong-nongkrong ngopi di cafe, main game online yang menguras dompet, berkhalwat dengan lawan jenis yang bukan mahram walaupun itu cuma sebatas chat, merokok, dan masih banyak lagi. Semoga Allah meng-istiqamah-kan (meneguhkan diri ini di atas jalan yang haq) Aamiin Allahumma aamiin.

Yak, itulah sedikit cerita tentang titik balik gua di kehidupan ini, yang tadinya gua tidak pernah berfikir tentang agama gua, sekarang Alhamdulillah gua jadi lebih peduli tentang butuhnya diri gua dengan ilmu. Jadi, adakah dari kalian yang punya cerita serupa?

No comments:

Powered by Blogger.